Thursday, February 14, 2008

Dicari: Tukang Parkir Idaman

Kemarin sore aku kelupaan ambil duit di bank langgananku (hehe, kaya tukang bakso langganan aja sebutannya). Akhirnya, aku mampir di ATM di daerah Gejayan. Aku sejak awal sangat sadar bahwa kalau aku mengambil duit di ATM situ, berarti aku harus membayar ongkos parkir. Lima ratus rupiah. Jumlah yang nggak banyak memang. Tapi aku lupa2 ingat, di dompetku masih ada nggak ya receh gopekan?

Dan benar, sekeluarnya aku dari ruang ATM, pak parkir sudah menungguiku mengulurkan duit lima ratus. Karena nggak ada uang pas, akhirnya aku mengulurkan uang seribuan. Oh, rupanya si bapak sudah siap dengan kembalian lima ratusannya. Setelah itu, dia pun ngeloyor pergi.

Dalam hati aku bingung, apa bedanya dia sama pengamen yang bersuara fals di perempatan jalan ya? Apa coba? Malah rasanya dia "menodongku". Harus ngasih duit. Nggak bisa nggak. Padahal kalau dipikir2, dia nggak memberiku jasa apa2. Wong aku mengeluarkan motor sendiri, kok. Dia sama sekali nggak membantuku. Seingatku dia cuma menyentuh jok motorku untuk meletakkan kupon parkir. (Halah, kalau cuma gitu sih, anak kecil aja bisa Pak!)

Trus apa gunanya ada petugas parkir ya?

Kayaknya perlu deh dipasang pengumuman lowongan pekerjaan:

DICARI: PETUGAS PARKIR IDAMAN.

JOB DESKRIPSI:
-MENGATUR MOTOR YANG DIPARKIR DENGAN BENAR DAN IKHLAS
-MEMBANTU PENGENDARA MOTOR UNTUK MENGELUARKAN SEPEDA MOTORNYA DARI TEMPAT PARKIR

SYARAT:
-RAMAH
-TIDAK MATA DUITAN
-MAU BEKERJA KERAS

Gimana? Setuju nggak?

2 comments:

Anonymous said...

BetuL! Tukang parkir emang kadang kayak gitu.
Tips nih Kris, pas kamu keluar, tungguin tukang parkirnya, suruh dia ambilin motormu trus baru dibayar..:)

Riris Ernaeni on 11:58 PM said...

=)) Gokeel abisss...!!! Bisa aja dapet ide nulis dari hil-hil yang sederhana genee !!