Monday, March 02, 2009

Ayo Memasak!

Menurutku, salah satu keterampilan penting yang perlu dipunyai saat seseorang menikah adalah memasak. Kenapa? Kan banyak warung makanan? Tinggal beli saja. Lebih gampang.

Iya sih. Aku dulu juga begitu. Eit, itu jauh sebelum aku menikah lo. Tapi coba baca dulu ceritaku.

Waktu aku masih kecil, aku senang sekali jika disuruh bantu-bantu di dapur. Dan salah satu keahlianku dulu adalah menyiangi sayur yang akan dimasak. Hi hi hi! Keahlian yang sebenarnya biasa-biasa saja. Tapi kadang kala ada jenis sayur yang tidak bisa asal potong saja. Labu siam misalnya. Getahnya banyak sekali, jadi setelah dibelah dua, kedua potongan labu itu perlu digesek-gesekkan dulu sehingga getahnya keluar.

Tapi rasanya aku cuma rajin bantu-bantu di dapur ketika masih kecil saja. Waktu aku sudah agak besar (sudah mulai sekolah), mulai tumbuh deh rasa malasnya. Kalau disuruh untuk menggoreng tempe atau tahu masih belum berani. Serem deh kayaknya. Suara yang mendesis saat tahu atau tempe dimasukkan ke dalam wajan membuatku takut. Selain itu sepertinya minyak yang di dalam wajan itu muncrat semua. Padahal sih sebenarnya kalau kita memasukkan dengan hati-hati, tak akan kecipratan minyak kok. Hanya karena aku sudah keder duluan, maka aku selalu menolak jika diminta menggoreng lauk.

Kalau diminta memasak sayur? Nah, itu dia! Aku tidak bisa. Ha ha ha! Pernah suatu kali, pas aku masih SMA, ibuku memintaku memasak sayur asem. "Mumpung kamu libur," begitu kata ibuku. Lha masalahnya, aku tidak tahu bumbu sayur asem itu apa saja. Aku cuma tahu, pakai asem. Tapi yang lain? Nggak tahu, deh. Tahu apa yang aku lakukan? Setelah ibuku berangkat ke kantor, aku langsung ke rumah temanku, Joanna, yang aku tahu pintar memasak. Aku rayu dia supaya mau ke rumahku dan memasak sayur asem. Hahaha! Beres deh.

Aku semakin jauh dari dapur ketika aku kuliah. Namanya juga tinggal di asrama, jadi makan, ya tinggal makan. Di asrama aku makan tiga kali sehari, dan semuanya tinggal ambil saja. Tak perlu repot-repot memasak. Pernah sih dulu teman-teman seunitku kumpul dan masak sup bareng-bareng. Tapi seingatku waktu itu masak sup gampang banget. Tinggal beli kaldu instan, lalu masukkan sayurannya. Sudah. Cuma begitu. Dan kami makan rame-rame. Seingatku rasanya enak-enak saja. (Tapi sekarang aku berusaha sebisa mungkin tidak memakai kaldu instan. Biar lebih sehat!)

Masalah soal dapur dan makanan mulai muncul ketika aku lulus dan tinggal di rumah Nenek. Waktu itu Nenek sudah meninggal. Jadi, aku tinggal di sana dengan kakakku. Awalnya sih aku nebeng dimasakin oleh Likku (tante) yang tinggal di situ juga. Tapi aku kok kurang cocok ya dengan masakannya. Mungkin karena dia penderita diabetes, jadi masakannya pun hambar. Lalu, aku mulai sering beli makan di warung makan di sekitar rumah Nenek. Lama-lama bosen juga. menu di warung makan ya begitu-begitu saja: tumis kangkung, telor dadar, ikan goreng, sup. Aku kangen orak-arik. Itu lo, wortel yang diiris tipis-tipis lalu dimasak sama telor. Lalu aku mulai memasak sendiri.

Tapi bagaimana? Wong enggak punya alat masak. Setelah Nenek meninggal, semua alat masak dimasukkan semua ke lemari. Yang ada di dapur cuma panci yang biasa dipakai untuk menjerang air buat mandi. Mau pinjam Likku, kok rasanya malas ya. Dia kan pakai juga. Jadi, aku pun mulai membeli alat-alat masak seadanya. Mulai dari pisau sampai wajan. Setelah itu, aku mulai memasak. Awalnya ya masak orak-arik saja. He he he. Nggak pernah masak lain-lain, soalnya nggak tahu bumbunya.

Setelah aku mulai belajar masak, kakakku (kakakku cowok) mulai belajar masak juga. E, rupanya malah dia yang lebih jago masak. Pasalnya, dia lebih berani memasukkan bumbu. Tidak
seperti aku yang takut-takut dalam memakai bumbu. Takut salah, takut tidak enak. Tapi kalau kakakku prinsipnya, banyakin saja bumbunya. Pasti enak! Waktu itu kami berusaha untuk tidak
menggunakan penyedap rasa. Dan rupanya kalau kita memakai bumbu yang banyak, tak perlu pakai penyedap rasa lo! Cobain aja!

Kini, setelah aku menikah, aku merasa keterampilan memasak itu perlu. Memang sih, kita bisa beli makanan yang sudah jadi di warung. Tapi toh makan masakan sendiri itu suatu kenikmatan tersendiri lo. Dan kadang lebih murah kalau masak sendiri.

Aku rasa dengan belajar memasak kita belajar banyak hal. Kalau aku sih, dengan memasak aku belajar untuk lebih berani: Berani mencoba memasak makanan baru dan menggunakan bumbu yang belum pernah dicoba. Ada tantangan tersendiri untuk dapat menyajikan masakan yang enak. Kalau masakanku dipuji suami, rasanya seneng banget. Hi hi hi. Padahal cuma sayur asem lo. Jadi, aku rasa belajar memasak itu perlu--walaupun hanya memasak makanan yang sederhana dan simpel :)

6 comments:

siapaku on 6:18 AM said...

Satu hal yang langsung nyangkut dipikiranku dari tulisan ini: "Aku rayu dia supaya mau ke rumahku dan memasak sayur asem. Hahaha! Beres deh."

Anonymous said...

Memasak itu perlu tapi nggak harus :)
Kris, OOT, jare kancaku, bojone Anna (temenmu yang meninggal itu) akhirnya meninggal juga ya seminggu kemudian?

Aku krungu seko Gula (anak psikologi USD yang skarang tinggal di Sydney)

krismariana widyaningsih on 5:38 PM said...

@ DV:
Iya Don, memang nggak harus. Paling nggak, bisa masak yg sederhana, mengaplikasikan beberapa bahan plus bumbu biasa.

Soal Ana, iya, betul. Bojone "nyusul", tiga hari kemudian. Kabarnya juga, Kakek dan Neneknya juga "nyusul" lima atau tujuh hari kemudian. Soal Kakek dan Neneknya aku cuma dengar2, tp kalau suaminya sih memang beneran nyusul. They live happily ever after...

AndoRyu on 10:25 AM said...

Ayo Memakan!!!!!

*Hobiku bukan masak sih, tapi makan. terutama masakan ibuku, numero uno*

Ki Grinsing on 12:34 AM said...

Masak itu seni ...saya suka melakukannya kalau pas wekend

Salam
Ki Grinsing

krismariana widyaningsih on 5:17 AM said...

@ Yusahrizal
Aku langsung jatuh cinta sama masakan ibumu (pas lebaran kemarin). Tapi kayaknya aku makan masakan ibumu cuma bisa setahun sekali deh. Masak tiba2 dateng ke rumahmu trus minta makan? Kan malu.... :p

@ Ki
Iya, masak itu seni. Asyik sih kalau bisa masak enak trus penampilan masakannya juga oke. Bisa makan banyak deh!