Asrama Syantikara yang Kukangeni
Kemarin aku maen lagi ke tempat tinggal temanku Adel--yang biasa kupanggil Adul hehehe. Dia adalah teman semasa di Asrama Syantikara, Jogja. Dan entah kenapa, setiap kali kami bertemu, bahan obrolan yang isinya nostalgia masa asrama, tak pernah ketinggalan. Seperti kemarin itu:
"Dul, kok aku jadi kangen tidur di asrama ya. Dulu tempat tidur kita memang kecil, tapi rasanya nyaman banget." (Tempat tidur kami adalah tempat tidur tingkat, dan aku selalu milih di bagian atas karena di situlah aku bisa "melarikan diri" supaya tidak terganggu oleh teman yang biasa numpang tidur-tidur ayam.)
"Iya, enak banget deh. Trus ... trus ... unit paling enak menurutku ya pas kita di UBB itu. Kamar mandinya terang, gede."
"Iya Dul! Enak banget. Lagi pula, airnya seger banget. Kita nggak pernah kekurangan air, ya. Padahal anak asrama kan banyak banget."
"Iya, biar kita nyuci rame-rame dan pakai airnya buanyak, air juga nggak masalah."
Ah, jadi kangen asrama.
"Trus, ingat nggak Mbak, dulu kita akur-akur aja ya. Walaupun emang ada yg berantem, tapi bisa baikan lagi. Kita hepi-hepi aja."
"Iya, Dul. Padahal anak-anaknya rame ya. Ada Metta yang suka ikut diskusi dan demo ke mana-mana. Ada Era yang sibuk dengan Senat. Dewi si anak kedokteran yang suka ketiduran di meja belajar. Ada Nana yang awalnya tampak streng, tapi konyol juga. Ada Galuh dan Singkong yang lucu. Duh. Kangen deh!"
Ya, ya! Bagaimanapun asrama itu telah menjadi tempat yang membentukku, mempertemukanku dengan teman-teman terbaik. Padahal awalnya aku nggak mau lo tinggal di asrama. Soalnya dulu di Jogja masih ada Nenek dan kakakku tinggal bersamanya. Bagaimanapun rumah nenekku yang di Umbulharjo itu tempat yang nyaman bagiku (walaupun akhir2 ini enggak sih). Tapi kakakku selalu bilang bahwa lebih baik aku tinggal di asrama saja. "Temanmu nanti banyak. Dari seluruh Indonesia lo!" Aku masih cemberut waktu dibilang begitu. Aku tak tertarik dengan teman yang terkumpul dari seluruh penjuru Indonesia itu. Aku justru membayangkan tinggal di asrama itu pasti ribut banget. Belum lagi kalau makanannya nanti pedas-pedas. (Hehehe, aku waktu itu masih anti banget dengan makanan yang pedas.) Wah, susyaaah ...!
Awal tinggal di sana, aku canggung banget. Mesti tinggal berdelapan dalam 1 unit (semacam paviliun), kalau makan mesti ganti baju yang pantas (jadi nggak boleh makan cuma pakai celana pendek gitu. Bisa dipelototin orang seasrama!), dan yah ... namanya tinggal dengan banyak orang, pasti banyak toleransinya dong!
Tapi kemudian kecanggunganku berangsur-angsur meleleh. Aku jadi menikmati sekali tinggal di asrama. Apalagi aku menemukan mbak-mbak yang bisa diajak ngobrol macem-macem. Maklum, aku tidak punya kakak perempuan. Dan selama lima tahun pertama di Jogja, Asrama Syantikara itu menjadi "rumahku".
Kalau dipikir-pikir, teman-teman yang sampai sekarang masih nyambung kalau diajak ngobrol adalah teman-temanku dari asrama dulu lo. Ada Nana yang masih sering SMS-an sampai sekarang. Ada Adul, teman main, teman ngobrol, dan teman wisata kuliner selama di Jakarta ini. Ada Mbak Tutik yang jadi teman curhat ... (aduh mbak, kangeeeeen nih! ayo ketemuan yuk!).
Selain itu aku merasa asramalah yang "membentukku". Mungkin karena di sana aku bertemu dengan teman-teman yang macam-macam. Sukunya macam-macam. Dari Sumatra sampai Irian! Aku masih inget banget, dulu aku penasaran kaya apa sih sebenarnya rambut orang Irian yg kriwil-kriwil itu. Kok kayaknya nggak pernah melihat mereka berambut panjang. Dan seorang temanku, Meti, suatu hari memperbolehkan aku memegang rambutnya. "Ini, pegang saja," katanya. Hi .. hi .. Rupanya rambut mereka bisa panjang, tapi karena keriting, akhirnya cuma kruwel-kruwel dan ngumpul gitu aja. Selain itu di sana aku bertemu dengan teman-teman yang suka main teater, suka diskusi ke mana-mana, atau suka nonton film dan resital piano yang diadakan oleh pusat-pusat kebudayaan. Di Jogja itu pula aku tahu bahwa ada tontonan gratis, entah itu teater atau musik klasik. Enak kan? (Dasar mahasiswa! Hahaha!)
Eh, tapi di asrama bukannya tanpa masalah lo. Kadang suka kesel juga sih sama teman yang suka ribut. Dan ujung-ujungnya perang dingin. (Halah! Cewek kayaknya memang begitu ya? Engga berani ngomong, tapi dipendam dan hanya diomongin dengan teman dekat.) Belum lagi dengan Sr. Ben. Dan aku pernah kena marah oleh suster karena aku pergi menginap di rumah temanku Nina tanpa pamit. Duh, ampun deh! Bencana besar waktu itu. Tapi toh semuanya baik-baik saja. Dan terakhir pas aku di Jogja, aku suka main ke asrama. Ngobrol dengan suster sampai lamaaaa. Ya ampun! Padahal dulu waktu masih jadi anak asrama, aku tak pernah ngobrol sama dia. Paling-paling ngomong sama dia kalau mau pamit mau ke rumah Nenek.
Dan entah kenapa, aku beberapa hari ini kangen dengan asrama ya? Kangen dengan kasur dan tempat tidurku; juga dengan canda tawa teman-teman dulu. Ke mana saja ya mereka? Hello, friends ... where are you? Miss you all!
Monday, January 19, 2009
Author: krismariana widyaningsih
|
at:6:39 PM
|
Category :
asrama syantikara,
curhat,
sahabat,
teman
|
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
9 comments:
Hai kris, aku datang ....
wah aku ngga pernah tinggal di asrama, cuma pernah mondok di keluarga jepang heheheh.
Tapi kayaknya enak ya tinggal di asrama.
BTW tinggalnya di Yogya sekarang?
EM
halo imelda ... selamat datang. semoga bisa menikmati camilan-camilan tulisan saya. hehehe. oiya, saya tinggal di jakarta sekarang--ikut suami.
betul, tinggal di asrama itu menyenangkan. banyak teman! dan kita bisa belajar banyak dari mereka.
Waktu SMA aku juga tinggal di asrama Kris, di Ampel 2. Betul kata kakakmu, ada banyak keuntungan kalau kita tinggal di asrama karena bisa punya teman banyak dari bermacam-macam suku. Awalnya dulu aku juga stress karena smua sperti serba dibatasi, tapi sekarang2 ini aku jadi sadar bahwa masuk ke asrama itu juga menenangkan hati ortu karena setidaknya dan seharusnya hidup di asrama lebih baik, disiplin dan teratur ketimbang di luaran. Nice posting nih!
wah, aku juga alumni syantikara neh..seneng banget bisa ketemu walau dengan cara begini..salam kenal yak..klo boleh tau, mbak mariana angk berapa ya?hehe...
waaah,alumni syantikara ya mbak? aku juga nih.. salam kenal yak..klo blh tau, mbak mariana angkatanberapa ya? trims..
@ joshio sinomori:
saya tinggal syantikara tahun 1996-2001. kalau mbak?
ehm..aku di asrama periode 2003-2007 mbak.. jadinya ya angkatan 2003 gitu,hehehe..mbak mariana msh di jogja sekarang?kerja dimana mbak? waaah..kangen suster Ben dunk?hehehe..
@joshio sinomori:
wah, tahun 2003 saya udah nggak di asrama lagi. tapi tahun itu saya masih di Jogja. saya di Jogja sampai pertengahan tahun kemarin. sekarang sih di Jakarta. sekarang joshio sinomori di mana? kontak saya via imel saja kalau mau ngobrol... :)
hallo, aku juga alumni syantikara angkatan 96
salam,
rosna
Post a Comment