Klise
Kadang kupikir kita ini dikelilingi banyak hal klise yang begitu kuat. Klise yang kumaksud di sini bukan film negatif lo, tetapi suatu gagasan yang sering dipakai. Misalnya, gagasan bahwa orang miskin itu selalu tulus, orang kaya itu nyebelin dan sombong, dsb.
Klise yang paling banyak berhamburan sih di layar kaca--terutama sih di sinetron-sinetron. Biasanya di situ orang-orang miskin digambarkan sebagai orang yang bodoh, tulus, tahunya cuma nrimo dan nrimo. Atau, orang kaya digambarkan sebagai orang yang culas, serakah, dan pengen menang sendiri.
Tapi ya, namanya juga cerita. Kenyataan yang kita jumpai kadang berbicara lain. Misalnya, sudah bukan rahasia lagi kalau banyak pengemis yang sengaja membebat kaki mereka dengan perban yang sudah dituangi obat merah banyak-banyak. Kalau seperti itu kan bisa dikatakan bahwa biar miskin, mereka suka menipu juga. Dan pas hari Minggu kemarin (30/3/08), aku sempat melihat tayangan SIGI di SCTV. Di situ ditayangkan ada orang yang sengaja membuat sabun dan sampo palsu. Walaupun wajah si pembuat itu dikaburkan, tapi kalau ditilik dari cara pembuatannya yang seadanya, dan bagaimana ia memasarkan barang-barang palsu itu, sepertinya dia bukan orang yang kaya. Waktu menontonnya, aku sempat sebel sih! Kok ada ya orang yang tega melakukan hal-hal seperti itu?
Bagiku sendiri, aku masih perlu belajar untuk melihat seseorang dari hatinya. Tidak cuma melihat tampang dan penampilan. Tidak juga cuma percaya begitu saja apa kata orang tentang si A, si B, si C. Mungkin si pembuat sampo dan sabun palsu dan pengemis yang menipu itu menyebalkan dan merugikan banyak orang, tetapi apakah ada gunanya ya kalau kita membencinya?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comments:
pertamax!
Post a Comment