Friday, March 28, 2008

Kecanduan

Aku merasa akhir-akhir ini nggak bisa lepas dari yang namanya k-o-m-p-u-t-e-r. Mungkin kalo Mbah Kung--yang seorang petani itu--kehilangan paculnya, begini juga rasanya.

Paskah kemarin aku pulang ke Madiun. Rencananya sih nggak lama2 di rumah. Tapi karena satu dan lain hal (halah, koyo opo ae sih!), aku akhirnya berlama-lama di rumah. Alasan utamanya sih karena aku sakit perut. Biasalah ... perempuan. Jadi, daripada aku meringis-meringis di kereta, kan mending aku bobok manis di rumah to?

Nah, selama di rumah itu aku tidak bersentuhan dengan komputer babar blas! Padahal aku masih ada tanggungan mengerjakan terjemahan, plus satu "pesanan" tulisan. Aku sebenarnya sudah membawa sebuah buku agar aku bisa meneruskan terjemahanku. Tapi kok rasanya tidak lancar ya? Ada yang kurang, gitu rasanya. Sepertinya jari-jariku lebih luwes kalo menyentuh keyboard komputer. Akibatnya, aku jadi malas melanjutkan pekerjaan.

Di saat-saat seperti itu, rasanya kebutuhan untuk punya laptop tuh gedeeee banget. Serasa nggak tertahankan. Tapi kok ya duit di rekening belum juga bertambah. Apa bisa beli laptop pake krikil yg kukumpulkan di depan rumah? Hehehe. Duh ...! Apa di surga ada pabrik laptop ya? Kalau minta dikirimi satuuuuu aja dari sana, apa bisa ya?

Beginilah kalau aku sudah kecanduan komputer....

5 comments:

noel on 2:56 AM said...

Aku juga mau. Tapi aku nggak iso ngetik lancar di laptop je ... maklum, ndeso

Riris Ernaeni on 8:35 PM said...

kalo kamu mau minta sungguh-sungguh, Tuhan pasti kirim satu sesuai kebutuhanmu. Kaya aku kemaren butuh laptop dengan harga murah. Kamu tahu? aku dapet beli laptop bekas pentium 3 (lumayan) dengan harga 1 juta saja lho.

Anonymous said...

nelpon hpnya gusti wae!

Retty Hakim (a.k.a. Maria Margaretta Vivijanti) on 9:54 PM said...

Kalau sudah nelpon dan belum dapat kiriman laptop juga jangan murung ya...soalnya siapa tahu Tuhan takut kamu benar-benar nggak bisa berpisah sama sang laptop dan hidup pribadinya malah jadi berantakan...he...he...he...

(Soalnya aku juga masih nunggu kiriman laptop:))

Pojok Hablay on 5:59 AM said...

aku pernah ambil keputusan besar untuk kredit laptop kesayangan di saat masih bukan pekerja tetap. kebetulan ada tabungan tapi gak banyak, dan ada kredit nol persen itu. takut banget, deg-degan banget. maklum, klo dipikir-pikir, duit dari mana. eh, dicukupkan loh! setelah lunas, bahagia banget. dan itu investasi terbesar dan terbaik deh rasanya.

musti berani ambil komitmen