Monday, April 27, 2009
Home Sweet Home
Pulang ke Jogja memang selalu membuatku semangat, karena itu berarti aku lepas dari polusi Jakarta yang membuatku terbatuk-batuk. Dan lagi, entah kenapa, aku rasanya sayang banget dengan rumah Jogja. Mungkin rasa sayang itu pula yang membuatku tak pernah "diganggu" kalau tidur di kamar depan. Hi hi hi. Kata kakakku (sang pemilik kamar yang sebenarnya), dia sering tindihan kalau tidur di situ. Dan aku saksinya. Jadi, dulu aku sering menemaninya sampai dia benar-benar tidur pulas. Soalnya, pas menjelang dia pulas, hampir selalu tindihan. Jadi, aku mesti membangunkannya. Hal itu makin parah setelah aku ke Jakarta, katanya. Karena itu, akhirnya dia pindah ke kamar sebelah belakang. Trus, suatu kali , pacar kakakku tidur di kamar depan. Tiba-tiba dia terbangun karena rasanya ada duduk di sebelahnya. Padahal kenyataannya, tak ada siapa-siapa! Hiiii. Kakak sepupuku dulu juga tak pernah bisa tidur di kamar situ. Mimpi buruk terus katanya.
Bagaimana dengan aku? Sama sekali tak pernah diganggu tuh! Hebat kan? Dulu suamiku juga pernah diganggu. Tapi katanya setelah "berkenalan", dia tak pernah diganggu lagi. Akhirnya, kamar itu selalu kosong, kecuali jika ada tamu. Hahaha. Jadi, siap-siap tak bisa tidur ya kalau mau nginep di rumahku.
Jadi, ceritanya pas Pemilu kemarin aku pulang. Apesnya, kereta Fajar Utama yang biasanya cukup nyaman, kali itu penuh banget! Dan panasnya nggak ketulungan. Akhirnya aku sukses masuk angin. Dan seperti biasa, kalau masuk angin parah, aku jadi diare dan nggak bisa makan karena mual banget!
Akhirnya, karena perutku sudah mulai menunjukkan tanda-tanda kram, aku pun meluncur saja ke Panti Rapih. Akhirnya ... akhirnya aku pun nginep di sana selama 2 malam. Huh! :( Yang paling mengganggu adalah infus. Hiks! Aku paling benci diinfus. Nyut-nyutan rasanya. Budeku sampai bilang begini, "Pulang ke Jogja, kok yang dikangeni kamarnya (yang di Panti Rapih)." Huuu... maunya sih nggak opname, Bude. Sebenarnya setelah nginep 1 malam, aku sudah merasa sehat. Tapi dokter memaksaku untuk tidur semalam lagi di sana. Betul-betul liburan di rumah sakit deh. Aku tak bisa misa Paskah sama sekali. Aku akhirnya cuma bisa membayangkan Yesus meninabobokkan aku. "Tak lelo-lelo ledung..." Untunglah di Panti Rapih tiap malam dapat kiriman hosti.
Gara-gara opname itulah, liburan kali ini suamiku akhirnya lebih banyak menemani aku alias tidak ke mana-mana. Kasihan dia. Padahal sudah ada daftar beberapa makanan yang harus disantap kalau di Jogja. Untunglah kakakku berbaik hati membelikan kami Mi Jawa Pak Paino di Bintaran. Wah, uenak tenan! Di Jakarta sini susah betul cari Mi Jawa. Kalaupun ada, Mi Jawa-nya gadungan, karena tidak pakai telor bebek dan dagingnya bukan ayam kampung.
Setelah keluar dari rumah sakit, aku baru bisa ngeluyur ketemu teman-teman. Ke Kanisius dan mampir ke kantorku yang lama. Banyak dapat cerita plus wawasan. Hmmm...
Akhirnya, setelah seminggu lebih di Jogja, aku pun balik ke Jakarta. Saat itu, suamiku berencana menyekolahkan komputer kami, alias menginstall ulang. Wah, ternyata ribet juga! Dan setelah melewati masa-masa disconnected, hari ini aku kembali muncul ke dunia maya. Nanti ya aku cerita-cerita lagi. Hehehe!
*foto rumah Jogjaku itu kuambil pada pagi hari 17 April '09, sebelum berangkat kembali ke Jakarta. Harap maklum kalau tidak jelas, wong fotografer amatiran.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
5 comments:
Lha rumahnya memang nampak sejuk..pantesan krasan di Yogya...
Wah, omahmu medheni Jeung.. ketok seko foto....
Untung dulu kita nggak jadian... *ah.. apaan seeehhh...*
@ edratna
iya bu, sejuk banget. makanya kalau kelamaan di jakarta saya jadi pusing. biasanya di jogja saya ditemani kesunyian dan suasana yg hijau, di jkt sini hiruk pikuk nggak karuan
@ DV
don, nek ndisik jadian to, kowe ra neng ostrali, aku yo ra neng jakarta. tetep neng jogja wae... hahaha!
Kris,
Pertama ke rumahmu dulu, kukira pintu garasi itu pintu utama rumah; jadilah aku mengetuk lama di situ. hehehe.
Rumahmu serem???? gak juga tuh; kecuali kenyataan bahwa kamu terlalu akrab dengan 'penjaga' rumahmu sehingga kamu lama keluar kalo pintu diketuk. Btw, aku masih ingat dengan kursi malas ... emang masih ada ya? Trus ruang loteng, tempat kita merencanakan 'reformasi' itu ... hehehe, kayak cerita Lima Sekawan yak.
@ Om Ibel
Hahaha! Ternyata kamu "kesasar" ke garasi to Om?
Wah loteng itu memang penuh kenangan. Aku ingat banget betapa kita nakal2 waktu itu. Hehehe. Dan kita sukses reformasinya wlpn skrg kayaknya mulai tumbuh lagi orang2 yg harus direformasi. Makanya aku mundur saja om dari sana. Hihihi.
Post a Comment