Thursday, September 06, 2007

Macet di Jogja

Naik motor di Jogja, siang hari, bisa bikin emosi deh. Rasanya keadaan lalu lintas di Jogja sudah mulai "ketularan" Jakarta. Mulai macet, walaupun belum separah di Jakarta. Masih bisa jalan, walaupun lambat dan mesti rela berpanas-panas. Duuh!

Trus, aku jadi berpikir, kenapa ya bisa seperti ini? Kenapa coba? Apakah orang sudah begitu kelebihan uang sehingga mereka memilih untuk membeli kendaraan pribadi? (Entah mobil atau motor.)

Lalu aku jadi berpikir, mengapa aku membeli motor juga? Kenapa enggak memilih untuk naik kendaraan umum?

Jawaban singkat dan mudahnya adalah: Biar bebas ke mana-mana. Tidak tergantung pada kendaraan umum yang enggak nyaman. Belum lagi mesti nunggu lumayan lama untuk jalur-jalur tertentu. Waktuku habis!

Tapi kupikir, ini ada hubungannya dengan hukum tabur tuai. Apa yang dulu kita tabur, sekarang kitalah yang menuainya. Begini, coba kalau dulu pemerintah lebih mementingkan kualitas kendaraan umum, tentu tidak begini akibatnya. Kalau Jogja memiliki tata ruang kota yang baik, tentu tidak begini akibatnya. Kalau kepentingan rakyat diutamakan, tentu tidak begini akibatnya. Semua itu mungkin berawal dari kesalahan-kesalahan kecil yang dibuat oleh pemerintah yang pernah memerintah sejak dulu sampai sekarang--dan segelintir orang pemilik modal.

Ada banyak yang dikorbankan jika orang lebih mementingkan kepentingan "daging"--dengan berbagai alasan. Padahal, apa sih untungnya? Mungkin ini seperti permainan monopoli. Duit ditumpuk-tumpuk, beli fasilitas di sana-sini (supaya anak cucu tidak kekurangan makan), dan seterusnya dan seterusnya.

Tapi semua itu semu. Semuanya tidak membawa kita ke mana-mana.

5 comments:

Anonymous said...

Hi Kris,
Jangan salahkan Jakarta dong, kalo Jogja sekarang juga macet hehehe....

Kenapa orang beli motor atau mobil? Ya... ya... disadari atau tidak, memiliki kendaraan sering dianggap sebagai simbol status juga. banyak yang membantah, tapi begitulah kenyataan. Dirimu juga menulis bahwa naik motor krn sebel naik kendaraan umum yang sumpek, bukan? Hayooo... ngaku.... :d

Salam ya Kris,
Semoga bisa menemukan solusi yang menyenangkan walau harus sering bermacet-macet.

Salam
~rinto

Pojok Hablay on 12:09 AM said...

memang sarana angkutan umum massal masih jadi masalah besar disini, tapi juga pembelian motor dan mobil sering dianggap "prestige", menyedihkan sekali. begitu ada sisa lebih dari gaji atau uang apapun dipake ke mobil. kalau aku mending beli rumah dulu deh, daripada mobil tapi masih ngontrak..kekekkekekek

Pojok Hablay on 8:46 PM said...

silahkan mau tuker link...mangga bae

Omah PatPit on 6:19 AM said...

mbak, coba kalu kita gak punya motor, gimana mau klayapan malem2 coba. secara... rumah kita minim angkutan umum gitu loooch :D

Anonymous said...

naik motor di Jogja? gimana yach....habis angkot di Jogja udah susuahh....banget kalo malem. masa jam6 dah gak ada bis? qt yang hobi putar2 malem hari kan jadi repot. padahal banyak banget acara yang diadain malam hari. misalnya diskusi di bentara budaya ato LIP....pasti acara serunya tuh mulai malem...jam7 lah minimal...jadi wajar ajah anak kos milih beli motor, udah sekarang murah, mau ke mana2 bebazz...masa di Jogja gak putar2? rugi dong....;-)