Menyerbu Carrefour
Aku tidak terlalu suka berbelanja ke Carrefour karena beberapa kali kecewa mendapatkan barang yang tidak bagus: mulai kacang hijau yang sudah lama sampai panci yang baru sebentar dibeli sudah rusak. Jadi, tiap kali ada brosur diskon besar di Carrefour, aku tak pernah tertarik. Jera, deh! Mending beli di pasar.
Tetapi karena diminta menemani ibu temanku untuk berburu magic jar di Carrefour Buaran, aku akhirnya kemarin (27/10) menyambangi toko kelontong besar itu. "Berangkat jam berapa, Bu?" tanya saya."Katanya sih bukanya jam 9. Jadi, ya berangkat sekarang."
Sebenarnya aku bertanya-tanya, apa iya sih bukanya jam 9? Pagi amat, sih. Tapi ibu temanku bilang, dia mau membeli rice cooker yang sedang diskon besar-besaran hari itu. Cuma Rp 100.000,00, dan barangnya tidak banyak. Oke deh! Akhirnya jam 9 teng-teng, kami berangkat.
Sesampainya di sana, ternyata sudah banyak orang yang mengantri di depan rolling door Carrefour yang masih tertutup. Mungkin seratus orang lebih. Rupanya bukanya pukul 09.30. Memang, Plaza Buaran sudah buka dan beberapa toko sudah ada yang buka. Tetapi toko kelontong besar itu baru akan dibuka beberapa menit lagi. Aku heran, kok ternyata banyak juga orang yang tidak ngantor dan rela berdesak-desakan di depan toko yang masih tutup.
Ketika rolling door itu dibuka, orang-orang langsung menyerbu masuk. Aku sampai khawatir kalau ada orang yang pingsan karena terinjak-injak. Kami yang datang belakangan, cuma bisa melongo melihat tingkah orang-orang itu. Bahkan, pintu otomatis yang ada di dekat kasir itu sampai roboh! Beberapa orang sandalnya tertinggal di sana-sini. Aku sendiri tak suka ikut berdesak-desakan. Rasanya bodoh sekali jika ikut-ikutan mereka. Enggak deh.
Akhirnya memang tak semua orang mendapatkan rice cooker. Ibu-ibu banyak yang kecewa. Bahkan beberapa di antaranya sempat protes dengan petugas toko. Mungkin mereka sudah antri dari pagi banget, jadi wajar kalau kecewa. Aku sih, cuma senyum-senyum saja. Males banget deh, kalau hanya demi mendapatkan barang murah aku mesti ikut arus seperti itu. Lagi pula, apa iya sih mereka benar-benar butuh rice cooker? Kurasa mereka memanfaatkan momen saja. Sebenarnya tidakkah ini mencurigakan? Bagaimanapun Carrefour itu kan penjual, yang selalu ingin untung. Jadi, pasti ada "udang di balik batu", apa pun itu. Dan rasanya kok pihak toko tidak mempersiapkan dengan baik akibat pengumuman diskon besar itu, ya? Pengunjung menyerbu masuk bagaikan air dam yang baru dibuka pintunya. Pihak toko kewalahan. Dan ketika tahu orang-orang sudah berjubel mengantri, kok mereka tidak menyuruh pengunjung antri?
Tetapi yang jelas, kejadian kemarin membuatku semakin malas untuk ke Carrefour. Rasanya aku enggak rela memberikan uangku kepada pemilik toko kelontong besar itu; toh belum tentu dapat barang bagus dan pelayanan yang baik ...
Tuesday, October 28, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment