Friday, October 20, 2006

Dia menangis lagi.

Sebenarnya aku bosan melihatnya menangis di pojok ruangan itu. Aku tidak tahu mengapa sepertinya matanya berisi bergalon-galon air yang dengan mudah mengucur setiap kali ada yang mengganjal hatinya.

Kenapa dia menangis? Itu adalah pertanyaan yang berulang kali kulontarkan dalam hati atau di hadapan beberapa teman. Dan tidak hanya aku yang bertanya-tanya. Banyak yang menanyakannya!

Sudah bukan rahasia lagi jika dia suka menangis. Dan kurasa tidak ada yang tahu persis alasan dia menangis. Aku selama ini cuma bisa menebak-nebak alasannya: masalah pekerjaan, kesal dengan ulah teman-teman di sini, lelah, sakit fisik, atauuuu... masalah keluarga?

Hmmm ....

Entahlah. Dia sendiri tidak pernah mengatakan apa-apa kepada kami. Yang aku dan teman-teman ketahui adalah dia sering sekali menangis. Dan dia sering menangis di hadapan lelaki yang bukan suaminya itu.
GALAU

Entah kenapa setiap kali melihat serangkaian profilmu dan deretan foto-fotomu aku merasa ngilu. Ada perasaan yang tidak bisa kuungkapkan dengan kalimat yang baik dan benar. Seperti setiap kali kita berbincang di telepon atau ketemu muka, kata-kata yang sudah ada di benakku rasanya menguap dan aku tidak tahu bagaimana harus merangkainya. Hhh!

Sepertinya ada yang lumer setiap kali aku menjumpai sepotong hal tentang dirimu. Entah itu suaramu, entah itu cuma sekadar nama yang tertulis di e-mail, entah ingatan masa kecil.... Ah entahlah! Aku bingung apakah aku harus mengatakan semua ini kepadamu?

Dan beberapa sore yang lalu aku bilang sama Ayah, "Aku mau cerita. Tapi jangan dimarahi ya ...."Lalu mengalirlah cerita kegalauanku. Dan Ayah, dengan hatinya yang lebar menenangkan aku. Hmmm ....

Inilah yang kusukai dari Ayah. Dia tidak pernah menghakimi dan mengumbar emosi.

Monday, October 16, 2006

Tetangga Oh Tetangga!

Kemarin aku rewang di rumah salah satu tetanggaku. Bantuin bikin makanan untuk buka puasa. Ini sebenarnya hal yang jarang kulakukan sih. Wong maen ke tetangga aja aku jarang kok.

Dulu aku benernya beberapa kali masih main ke rumah tetangga. Lagian, tetangga terdekatku cuma 3 rumah, jadi enggak ada salahnya dong kalau berusaha deket dengan mereka. Katanya tetangga itu sodara yang terdekat. Iya nggak sih?

Tapi pikiranku jadi berubah setelah beberapa waktu lalu ada tetanggaku yang bertengkar heboh banget. Suaranya kenceng banget deh! Kaya di sinetron-sinetron itu lo! Aku sendiri nggak berani keluar waktu itu. Takut kalo kesangkut macem-macem.

Dan sejak saat itu hubungan dua orang tetanggaku itu jadi enggak enak. Kalau pas ketemu ibu depan rumah, dia cerita ttg yang jelek2 soal ibu sebelah rumahnya. Begitu juga sebaliknya. Duh, pusing!

Kupikir, yang bermasalah itu cuma mereka berdua. E... enggak tahunya, aku yang enggak tahu apa-apa ini ikut digosipin juga sama ibu depan. Halah! Itu cukup membuatku parno kalo ketemu dia. Mesti ati-ati banget. Apalagi kalau rumahku kedatangan tamu. Kayaknya pikirannya bisa melayang ke mana-mana deh. Benarnya masih mending sih kalau cuma pikirannya yang melayang-layang, tapi repot juga kalau pikiran yang ke mana-mana itu juga diomongin ke mana-mana.

Aku enggak tahu persis apa yang dia omongin sih, cuma enggak enak banget waktu aku denger dari orang lain! Kadang aku bertanya-tanya, kenapa sih dia enggak tanya langsung sama aku tentang semua kecurigaannya itu? Kenapa mesti justru dijadikan bahan pembicaraan dengan tetangga-tetangga yang laen? Padahal aku enggak pernah rese sama dia. Tapi kok dia ribut banget sih sama keluargaku?

Tapi pas aku nulis ini, aku jadinya mikir gini. Kalau tetanggaku itu wilayah pergosipannya cuma sebatas kampungku dan anggota keluarganya, kalau hal ini kutulis di blogku, yang bisa baca kan enggak cuma orang di deket rumahku. Orang dari belahan dunia laen juga bisa baca, kan? Hehehe. Dilihat dari wilayah sebarannya, dia enggak ada apa-apanya! :p

Mungkin tugasku sekarang satu: Tetap mengasihi tetanggaku yang rese itu, walaupun aduuuuuh ... sulitnya minta ampun! (Abis lidahnya tajem banget!)

Saturday, October 14, 2006

Hari Ini Aku Pulang Jam 2

Hari ini aku pulang jam dua. Ini karena aku mesti membayar jam kantor yang kemarin kupakai. Trus aku ngapain aja? Mesti kuceritain?
Pertama, aku ngecek yahoo! groups ku. Lama-lama kok jadi keterusan baca yang laen2 ya? Hehehe. Asyik juga ternyata lama2 begini.

Tapi udah dulu ah! Aku tak pulang dulu. Udah mulai ngantuk nih ...

Wednesday, October 04, 2006

Kangeeeen Ayaaaah!

Tadi aku baca blog seorang teman. Tentang istri dan anaknya. Hiks, kok aku jadi terharu ya! Jadi pengen ketemu Ayah, trus bilang: I love you, Honey! Pengen banget meluk kamu jadinya.

Ayah, kangeeeen nih!
How Are You?

Aku kok tiba-tiba kepikir sama Bapak yang satu itu ya? Hmmm, gimana kabarnya ya? Apa dia masih sibuk seperti dulu? Kupikir sih iya. Dengan jabatan yang lumayan bergengsi di perusahaan multinasional, pasti "sibuk" dong jabatan lainnya. Iya nggak? (Tauk deh!)

Tapi sungguh aku pengen tahu kabar dia sekarang. Dalam benakku, dia pasti masih cakep. Cakep banget. (Uhuk! uhuk!) Dan pintar. Nyam... nyam... Aku sebenarnya pengin tahu dia sudah punya cewek apa belum ya? Terakhir dulu dia bilang sih belum. Katanya sih masih mikir kerjaan. (Aduh, kerjaan aja dipikirin mulu! Emang kerjaan bisa kangen sama kita?) Atau dia ngomong begitu karena dia enggak mau kalau aku ikut ngantri naksir dia? Yeeee ....!

Apa ku-sms aja ya dia?

Tapi aku kadang malas, soalnya smsku jarang dibales.

Tapi kangen nih! Gimana dong?