Monday, March 13, 2006

Sore Ini ...

Sore ini enaknya ngapain ya? Bayanganku ketika sampai di rumah nanti, aku mau:
1. ngabisin makaroni (soalnya udah laper banget nih! semoga masih ada dan nggak diabisin kakakku)
2. mandi (benernya pengen cepet ganti sabun nih, soalnya aku udah pengen nyobain sabunku yang baru kubeli kemarin. kayaknya enak deh baunya... hehehe, alasannya konyol yak?)
3. tiduran sambil baca2 (kemarin aku belum selesai baca novelnya paulo coelho)
4. makan cokelat (nyam ... nyam! semoga ada yg mau membelikan aku cokelat lagi kalo persediaan cokelatku habis.)
5. ngetik-ngetik (nulis apa aja deh, yang penting nulis)
6. tidur ah.... (lah, yang ini mah bukan aktivitas untuk sore... tapi malem neng!)

Friday, March 10, 2006

Mi Gosong

Perkenalanku dengan mi gosong awalnya karena belakangan ini mulutku pengennya ngemiiiil ... melulu! Dan ini diimbangi dengan perutku yang mendadak gampang laper. Jam-jam laper itu kayaknya sudah jadi jam biologisku deh. Pagi, jam 10-an, pasti perutku diem-diem sudah mulai minta jatah. Kadang sih aku turuti kemauannya kalau ada ibu tenongan dateng. Tapi belakangan sudah enggak. Kupikir-pikir agak boros juga sih kalau saben hari beli jajan. Kalau sehari seribu aja, sebulan minimal sudah 20-an ribu (minus hari Minggu dan Sabtu). Trus, nanti sore jam 4-an, perutku juga minta diisi lagi. Duh!!

Dan kemarin sore, pas lagi laper-lapernya, Tesa yang belakang ini sentrap-sentrup sepulang dari Jakarta (hey, non ... benernya ninggal siapa sih di Jakarta? hihihihi!), pengen makan juga untuk minum obat. Jadi klop deh! Trus, jadilah kami berempat memutar otak untuk mencari makanan yang enak dan pas di mulut. Kemarin sih temanya: Bukan bakso ayam depan Gramedia atau mi ayam depan Santika. Bosen. Cari variasi.

Hmmm ... berbagai pilihan mulai digelar:
sate padang
sate babi (di) Ketandan
nasi goreng belakang pasar
dan ... mi gosong!

Mulanya sih kita-kita milih sate babi Ketandan. Kabarnya enak. Dan kita belum pernah nyoba. Tapi pas sudah lewat sana, kok kayaknya enggak terlalu menarik, ya? Trus, akhirnya pilihan dijatuhkan pada mi gosong.

Sebenarnya kayak apa sih mi gosong itu? Jangan-jangan pait-pait gitu rasanya kayak pas aku masak mi sampai gosong? Lagian, kok aku baru denger sekarang ya nama menu itu. Kupikir, mi itu dijual di warung tenda. Trus, pengunjungnya banyak banget. Berjubel. Kayak mi ayam di depan Santika.

Sepanjang jalan aku bertanya-tanya, di mana sih tempat mi gosong itu. Kata Widi sih di dekat Radio Retjo Buntung. Tapi sebelah mananya ya? Kok enggak pernah tahu. Padahal dulu aku cukup sering kali lewat daerah situ. Aku mencoba menelusuri jalan itu dengan ingatanku. Tapi yang kuingat adalah sederetan kios penjual daging sapi, beberapa rumah yang kecil, dan jalanan yang sempit. Lalu di mana sih yang jual mi gosong itu?

Dan pas sampai di sana, aku kaget juga. Ternyata tempat jualannya seperti ini? Mi gosong itu ternyata dijual di sebuah rumah kayu yang sudah tua. Sewaktu masuk, hidungku langsung menangkap bau hio. Hmmm ... bau yang khas pada rumah orang Cina. Dan aku suka sih bau hio yang lembut.

Aku mendapat "clue" seperti apa mi gosong itu. Chinese food. Sip lah kalau begitu! Aku memang suka masakan Cina dari dulu. Mi-nya memang dibuat agak gosong-gosong sedikit, trus di atasnya dituangin irisan ikan, udang, dan sawi. Hmmm, nyam ... nyam! Enak banget! Kapan-kapan ke sana lagi ah ....
Ke Mana Mbak Wiwik?

"Mbak Wiwik ke mana sih?"
"Nggak tahu."
"Tadi enggak bilang sih kalau mau pergi."
"Lah? Trus pegawai ATLAS yang mau ngambil buku-buku yang mau dikirim gimana?"
"Nggak tahu ...."

Hiks, hiks ... kok aku yang bingung sih? Kok aku merasa enggak enak ya melihat si mas yang tiap sore ke ruangan sebelahku itu duduk terbengong-bengong menunggu Mbak Wiwik.

Nggak tahu, aku mendadak merasa kasihan aja. Sepertinya aku jadi teringat gimana enggak enaknya waktu harus menunggu. Duduk bengong, sementara orang-orang punya aktivitas sendiri. Apa enaknya coba? Enggak ada! Sama sekali enggak ada. Trus, timbul semacam perasaan iri yang halus banget melihat orang-orang sedang sibuk. Kayaknya mendadak aku merasa tidak berguna :(

Hey! Kok aku jadi sentimentil gini sih? Kenapa aku mesti ribut padahal si mas dari ATLAS itu enggak protes, enggak berbuat macam-macam, enggak tiba-tiba menangis meraung-raung gara-gara mbak Wiwik nggak ada (ih, kalo ini sih imajinasiku sudah keterlaluan deh! hihihi!)

Biasanya Mbak Wiwik menitip pesan kalau dia mau pergi. Tapi kali ini enggak. Dan kami sama sekali enggak tahu apakah dia cuma ke kamar mandi, ke ruangan lain, atau malah ke luar gedung.

Lalu, setiap kali aku menengok ruang sebelah, dan kulihat si mas ATLAS itu masih duduk bengong, aku masih merasa tidak enak.
Ngeblog Ah!

Sebenarnya keinginanku untuk punya blog sudah agak lama sih. Dulu sempat juga nge-blog di FS, tapi gara-gara akses ke sana lambat, jadi males deh nerusin ngisi blog. Tapi keinginan untuk punya blog masih ada terus. Apalagi kalau ngeliat blognya temen-temen yang isinya manis-manis. Ih, jadi pengen!

Trus kemarin sore, pas kita-kita ngumpul--widi, tesa, lena--sambil makan mi gosong, kuputuskan untuk me-launching blog hari ini. Iya, hari ini, Sabtu Pahing 11 Maret 2006.

Kenapa?

Soalnya ... bukuku sudah mau terbit. Jadi bisa sekalian nitip majang alamat blog-ku ini. Hehehe!
Btw, telat ya kalau baru ngeblog sekarang?


Biaring, pokoknya aku mau ngeblog, ah!